Cerita Horror PESERTA 13 DI MALAM 13
Yo Seperti biasa Welcome Man Welcome Back to Risqy Ananto Blog, dah beberapa hari saya ga update status karena repot rewang di acara nikahan tetangga hehe dalam postingan kali ini saya akan membawakan sebuah cerita horror dari bang patrick ethnic (@balakarsa) yang berjudul PESERTA 13 DI MALAM 13 penasaran dengan ceritanya? skuy langsung saja baca dibawah ini
Audzubillah himinasyaiton nirrodzim
Bismillahirrohmanirrohim
Jauhkan aku dari godaan syaitan yabg terkutuk.
Segala puji allah pencipta alam Kulo nuwun mbahu rekso, demit lan wingit, kulo badhe makempal ing mriki, ampun nganggu lan ampun digawe ciloko.
Permisi roh nenek moyang, setan dan penunggu/roh halus, saya datang kesini, tolong jangan ganggu dan buat saya celaka.
Dug...dug...dug... (jantung berdegup kencang), saya dan teman-teman sudah merencanakan camping ini jauh-jauh hari, dan tiba saatnya dimana hari ini, hari yang sudah ditunggu, senang karena akan menghirup udara segar di antara belantara hutan, segar dan senang dalam hati ini saya dan sebagian peserta mempersiapkan semua keperluan yang akan kita bawa; tenda,matras,flysheet,dan alat survive kit milik saya pribadi.
Kami semua bersuka-cita dalam acara ini, semua riang gembira dan tak sabar sampai lokasi, tapi masih beberapa peserta yang belum datang.
Saya kesal karena kita merencanakan jam 16.00 wib sudah berangkat dari mepo, tapi jam 17.00 masih masih belum komplit rombongan peserta camping, saya sabar dan tetap menunggu lalu ada telfon whatsapp masuk, "bro, iki aku karo memed raisoh melu, pye? Sory tenan hloo..""bro aku sama memed tidak bisa ikut, gimana?, maaf banget hloo.." Ucap temanku yang akan menjadi peraga survive materi pada rombongan kami nanti, "kowe tak enteni, tak jagakke hloo","kamu aku tunggu, saya harapin hloo" ucap saya sedikit kecewa dan kesal,"halah kowe iso kog nandangi dewe, sepurane tenan ya.","halah kamu bisa kog menanganinya sendiri, maaf banget ya" ucap teman saya dan tut..tut....tuttt telepon langsung diputus.
Perasaan yang tadinya seneng dan antusias menjadi tidak enak, entah feeling atau apa ahh bodo amat tanpa mereka saya akan tetap jalankan acara ini, kasian dengan yang lain sudah antusias pas acara ini terencana.
Saya dan peserta lain berangkat dari mepo jam 17.19 wib menuju lokasi camping, lokasinya berada di kaki gunung lawu, di tengah-tengah gunung lawu.
Dari mepo saya berangkat dengan 9 orang peserta, ada 2 lagi yang akan menyusul nanti, harusnya total 14 orang, 2 cancel karena ada acara mendadak.
Kamipun berangkat dari mepo 10 orang ke lokasi. Mepo (meeting point) titik kumpul awal.
Maaf signal jelek, saya akan lanjut jika signal membaik. Folded hands
Saya tinggal ngopi sama sebats dulu
Ngapunten (maaf) perjalanan pun dimulai, menuju lokasi pun kami mau maghrib, tapi tetap masih melanjutkan tidak menggubris adzan, bahkan sampai isya' pun kami tidak menggubris, feeling saya pun sudak tidak enak, dan tiba-tiba dorrrr!!!!! Bruk!!!! Salah satu motor dari rombongan mengalami pecah ban dan terjatuh, ada sedikit lecet di dagu dan dan lutut, motor jatuh tepat di pohon beringin besar nan rindang, pohon itu begitu rindang bangkah akar hawa nya serasa memenuhi badan pohon beringin itu, saya mencoba sigap menolong dan mencari tau siapa yabg jatuh tadi,"tulung!!!...tulung.!!!.. iki sikil ku kecepit","tolong!!!...tolong.!!!..ini kakiku terjepit" teriak bagas yang terjatuh tepat berada di bawah pohon beringin itu.
Saya pun mengajak yang lainnya menolong bagas, tapi ada yang cuma diam di motor, namanya bila.
bila adalah anak indigo, jika dia diam pasti ada sesuatu, benar saja. Saya lihat apa yang dilihat bila diatas pohon beringin itu, mahluk hitam besar berbulu dengan mata merah menyala, kuku setajam belati dan gigi dengan taring yang menganga, astagfirullahadzim dalam nurani pantas saja bila takut dan enggan mendekat, "bil mreneo nulungi kancane iku hlo","bil kesini tolongin temen kita ini hlo". Ucap ricky mengajak bila untung datang dan ikut menolong, tapi bila hanya diam menunduk, saya kemudia dekati bila dan mengatakan "uwis bil, mau ora ono opo opo, wis yuh lanjut, liyane ben ngeterno bagas nang bengkel cedak kene","udah bil, tadi tidak ada apa-apa, biar yang lain biar nganter bagas ke bengkel deket sini", bila hanya mengangguk.
Setelah selesau mengganti ban dan merawat bagas kita pun melanjutkan perjalanan lagi.Jalan menuju lokasi memang tergolong sepi, apalagi ini sudah setengah perjalanan yabg dirasa kanan kiri sudah tidak ada dusun lagi, hanya ada warung yang sudah ditinggalkan dan terlihat remang.
Jalan-jalan terlihat kosong rasanya hanya kami yang lewat.
Kami pun sampai dekat lokasi untuk acara camping, saya meminta untuk mampir dimushola dulu untuk sholat maghrib dan isya', karena sedari perjalanan saya minta untuk mampir sholat dulu tidak digubris.
Kami menunaikan sholat dulu, tepat pukul 20.13 kami sampai dekat lokasi dan hanya berjarak 500 meter dari gerbang hutan lawu lokasi camping nanti, selesai dari mushola kami parkirkan motor kami dan laporan untuk kegiatan kami, kebetulan 2 orang yang menyusul juga sudah datang.
"Pak, saya minggu kemarin sudah booking, acara camping" ucapku pada petugas perijinan, "nggih mas, monggo, ngatos-ngatos nggih, dijaga rombonganipun","iya mas, silahkan, hati-hati, dijaga rombongannya", ucap tutur jawa khas dari petugas perijinan yang murah senyum.
Saya pun melakukan briefing dan technical meeting pra camping dengan semua peserta yang hadir, saya hitung di awal 12 orang, tapi dyutttt...deggg....saya hitung kenapa ada 13?. Saya hitung lagi ada 13...ahh saya berpikiran baik dan tidak bertanya kenapa ada 13 peserta padahal dari daftar hanya 12 peserta.
saya pun mengajak untuk naik menuju tempat lokasi, karena jarak dari pos perijinan dan lokasi masih berjarak 15-20 menit, kami berjalan perlahan, ada yang aneh kenapa ada yang berjalan lambat dan selalu menunduk, tapi saya tidak berfikir apa-apa tetap melanjutkan sampai lokasi.
Sesampai di lokasi ada sepetak tanah lumayan luas, saya posisikan kami mendidikan tenda disini, cukup untuk kami dengan 4 tenda yang akan berdiri, saya arahkan tenda untuk melingkar tapi sedikit memberi ruang untuk api unggun.
Selepas kami mendirikan tenda, saya pamit kepada Peserta lain untuk mencari kayu bakar dengan bayu, karena saya rasa aman meninggalkan mereka sementara karena dirasa tenda sudah berdiri dan semua sudah mulai masak, "ehh tak tinggal golek kayu sek ya karo bayu","ehh aku tinggal cari kayu dulu ya sama bayu ucapku pada peserta lain, sambil mengajak bayu, karena bayu tau survive dan pandai cari kayu bakar maka saya ajak bayu, tapi dimulai dari sinilah keganjilan demi keganjila mulai terasa semakin jelas.
"Ehh..bay iki wes oleh sak bongkok gede, uwis po yo?","ehh..bay ini udah dapet seikat gede, udah mungkin ya?" Ucapku pada bayu "sek..mas.. kurang ketoke, munggah meneh wae, nduwur iseh akeh, tapi kae ono ngisor cerak kali mas, cerak wit cemoro akeh kayu","bentar..mas..kurang kayaknya, naik lagi aja, diatas masih banyak, tapi itu dibawah deket sungai mas, dekat pohon cemara banyak kayu" ajak bayu naik dan menuruni ke bawah sungai, kita pun menuruni sampau sungai, belum ada setengah ikat kayu ada semerbak bau yang sangat menusuk... anyir..busukk.. seperti bangkai menusuk hidung. "Mas..iki ambune opo yo ??, asu bacing tenan koyo bathang" mas..ini bau apa ya ??, anjing busuk sekali kaya bangkai" ucapan spontan bayu yabg saya rasa tidak patut di ucapkan, lebih tepatnya dipendam jangan diucapkan tapi sudah terlanjur,
"hushh...ojo ngomong ngono kuwi, iki neng alas, ora ilok ngomong asal","hushh..jangan ngomong begitu, ini di hutan, tidak baik ngomong asal" ucapki pada bayu dan sedikit mengingatkan, tapi bayu masih penasaran pada bau busuk dan anyir itu, tak sengaja ia menyorot cahaya senter ke sebuah pohon pisang, awalnya saya tidak menghiraukan tapi lama-lama ada yang aneh, sangat aneh, sepertj ada yang berdiri di dekat pohon pisang itu, sedikit menengok seperti plastik atau kain putih yang tersangkut di batang pohon pisang itu, saya coba arahkan senter ke pohon Saya kaget bukan kepalang, ternyata ini yang ada di pohon pisang itu, bau anyir dan busuk pun berasal dari sana, saya tidak berkata apa-apa, saya langsung mengangkat kayu bakar dan menarik bayu untuk kembali ke temapt camping lagi.
Saya sedikit kaget dicampur gagap, saya coba tetap tenang, saya tidak ceritakan dengan bayu apa yang saya lihat, saya tetap berjalan dan bayu di belakang saya, saya selalu menengok ke belakang memastikan bayu masih dibelakang saya, bayu mengambil kayu bakar yang kami tinggalkan sebelum ke sungai tadi, segera kembali ke tempat camping, mungkin setelah sampai, saya bisa bernafas lega dan melanjutkan acara api unggun.
Sampailah saya dan bayu dan segera menata kayu dan membuat api unggun, setelah selesai saya duduk sejenak memikirkan tadi masih jelas wajah di pohon pisang.Saya minum air putih da membaca doa agar sedikit lebih baik dan segera melupakan kejadian tadi, tapi saya lihat ada yang tertawa geli melihat saya, dia kan tadi yang dibarisan paling belakang kami, saya biarkan saja mungkin menertawakan hal lain bukan saya, acara api unggun pun dimulai, sekedar perkenalan dari semua peserta agar akrab dan lebih bercengkrama antara satu dan yang lain, setelah semua berkenalan, tinggal peserta 13 yang belum mengenalkan diri, saya coba menyapa dan menyuruh untuk berkenalan "hehh.. sampeyan (kamu)paling pojok, perkenalin diri dulu","mas kan wes kenal aku bayu mas",sahut bayu yang duduk disebalah peserta 13, "ora kowe, sampingmu iku hlo..","bukan kamu, sampingmu itu hlo..." ucapku menunjuk sampingnya,"kan..iki bila mas..kowe yo wes kenal"," kan..ini bila mas..kamu juga udah kenal","dudu bila, samping tengen mu iku hlo bay",bukan bila, samping kanan mu itu hlo bay" ucapku ngeyel, "ora ono sopo-sopo mas..","tidak ada siapa-siapa mas.."ucap bayu sedikit dengan nada tinggi, semua tiba-tiba hening tak ada suara, yang awalnya gaduh bercanda melihatku lalu menoleh bingung ke kanan dan ke kiri, kulihat bila sempat melihat peserta ke 13 itu tapi bila langsung diam dan menutup muka, suasanya begitu hening hanya teriakan dahan kayu tertiup angin dengan ritme yang membuat nada jantung naik turun dan sesak, akupun sontak berkata "haha..guyonn bay", "haha..becanda bay". "Halah...mas..tak kiro tenanan", "halah...mas..aku kira beneran" ucap bayu lega, semua peserta dan saya lepas tertawa, saya jelaskan pentingnya survive di hutan dan saya jabarkan kepada semua peserta, sesekali saya lihat peserta 13 masih menunduk dan tertawa, saya mulai risih dengan tingkah dia, saya pun menyuruh bayu untuk mempraktikan dan menjelaskan ilmu survive, saya penasaran dan duduk disamping peserta 13 dan dia masih tertawa sambil menunduk, cukup lama saya memperhatikan dan mencuri pandang ke peserta 13 itu, saya kesal karena masih saja tertawa, saya sengaja batuk "uhukk..uhukk..ekhem", tiba-tiba dia berhenti tertawa, mulai mendongakkan kepala pelan-pelan... sedikit demi sedikit parasnya mulai terlihat...dann... "mas..!!! saya sudah selesai menjelaskan ucap bayu mengangetkanku, aku langsung beralih pandangan ke bayu, "ehh iya bay" sahutku, sayapun menoleh ke samping peserta 13 sudah tidak ada di samping saya, kemana perginya dia pikirku, saya heran baru ditinggal menengok sudah tidak ada.
k, saya pun masuk masuk tenda, semerbak bau bunga melati tercium di dalam tenda, tapi saya tak menghiraukan karena saya begitu capek dan ngantuk.
Ada seseorang yang sudah ada di dalam tenda rupanya, tapi kenapa tidak memakai sleeping bag, malah berselimut putih dan terlihat tertidur pulas, saya tidak berfikiran neko-neko, saya tidur disebelahnya.
Saya pun tidur, tapi terbangun lagi karena ada suara aneh, saya lihat jam berapa ini, pukul 00.13 ? ini masih malam kenapa terbangun, pikirku, saya mencium bau aneh lagi, anyirr...amis...dan busuk, ada yang menyenggol-nyenggol pelan dari sebelah atas tenda, saya mendonggskan kepala, ada bayang yang menyenggol tenda saya secara sengaja, saya lihat lebih detail saya lihat dengan serius, ada bayangan berkucir persis dengan bau daei pohob pisang tempat saya bertemu dengan makhluk berkucir itu.
Bulu kuduk saya berdiri, sebenarnya apa kenapa?, saya jadi penasaran ingin keluar tenda, tapi sedikit was-was.
Saya beranikan untuk membuka resleting tenda, srekkk!!!! Srekk!!!,(menengok ke kanan-kekiri) sepi, hanya ada suara dahan kayu yang bergesekan ditiup angin, ngiiekk.!!! Grekkk!!!! Ngiekkkk!!!! Grekkk!!! Ngekkk!!! Suara yang sangat menyekek nurani, perlahan beranikan keluar tenda saya berdiri pelan..pelan... saya lihat apakah makhluk itu masih disitu atay tidak, nyatanya sudah tidak ada, sialnya hanya saya yang terjaga dan semua tertidur pulas, tapi remang-remang di bekas api unggun seperti ada yang duduk sendiri, siapakah dia?, saya coba dekati asap mengepul, udara dingin menusuk, kaki dan tangan serasa ditusuk-tusuk oleh dingin, saya sapa orang itu tapi diam saja.. perlahan saya dekati..perlahan..saya sapa lagi..tak ada jawaban..langkah mulai kaku..saya sedikit merasakan aneh..langkah saya semakin dekat.. tapi belum juga ingin menyapa untuk 3x dia berdiri dan berjalan pergi...langkahnya tergopoh, tapi nurani saya berkata, jangan dekati lagi, saya ikuti nurani saya, saya duduk di api unggun dan membuat kopi, sebats dua bats rokok untuk mengurangi rasa dingin, tak-apalah saya tidak bisa tidur juga, saya santai menikmati malam syahdu ini saja di api unggun, saya nyalakan rokok, karena angin begitu kencang saya sedikit menunduk supaya bara korek bisa menyala, rokok menyala saya melihat di depan sudah ada orang yang duduk tertawa, ini peserta 13 kenapa dia disini lagi, kenapa dia tidak istirahat dengan peserta lain, dan tertawa tanpa sebab di malam malam seperti ini sangat tidak lucu, saya kesal kenapa dia masih saja tertawa "ehehehe" tawa perempuan malu-malu, sayapun dekati, tangannya pucat sedikit mau membiru, begitupun dengan muka dan bibirnya yang sedikit membiru, saya was-was apa dia terkena hipothermia, karena gejala hipo adalah seperti itu, saya coba lebih dekat, tangan saya mulai meraihnya dan...dia berdiri dan langsung berlari..kencang ke arah hutan...saya diam sejenak tapi semua tanggung jawab peserta disini adalah tanggung jawab saya, tanpa berfikir panjang saya mengejar dia, langkah saya cepat tapi masih kalah cepat, saya kehilangan jejak, saya heran kenapa dia lari dan kenapa serasa dia ditelan gelap malam, saya sangat khawatir, saya masih mencoba mencari, saya ambil sebilah kukri(golok tebas) untuk berjaga-jaga dan head lamp untuk penerangan, saya coba cari keberadaan peserta 13 tadi, seorang diri, menyusuri lebatnya hutan dimalam gelap, cukup nekat dan beresiko tapi saya bertanggung jawab kepada semua peserta, saya tak ingin ada satupun yang kenapa-kenapa disini, saya akan cari dan saya tanyakan apa masalah dia, kenapa tertawa dan berlari, kalaupun hipothermia dan saya tidak bisa menolongnya saya akan sangat berdosa, saya susuri langkah demi langkah, pohon demi pohon saya tandai agar tidak tersesat, semakin masuk, semakin rimbun ilaalang dan rerumputan, sesekali ada suara serigala Auuu....Uuuu, tapi baru pertama kali dan kali ini saya mendengar suara serigala di hutan ini, karena setahu saya tidak ada serigala di sini, adanya mungkin dihutan lebih dalam.
Saya putus asa mencari dan saya rasa ini sudah terlalu jauh masuk ke dalam hutan, sayapun dengan berat hati kembali, saya khawatir juga dengan peserta lain yang saya tinggal di lokaso camp.
...mana tanda yang saya buat tadi, persis saya buat dengan kukri dipohon baik depan dan belakang sebelumnya, saya bingung tak ada habisnya, saya cukup cemas, keringat dingin dan nafas sedikit memburu, hampir saja putus asa, saya kemudian putar otak, saya berdoa sekenanya, saya coba lihat apakah ada bekas tapak sepatu saya di jalan, alhamdulillah ada, saya ikuti jejak itu tanpa memperdulikan tanda di pohon ada atau tidak, saya hanya berharap cepat kembali ke tenda dan memastikan yang lain baik baik saja, lama saya berjalan ada sedikit cahaya, cahaya api itu sepertinya, saya sedikit cepat melangkah, saya kaget ada bila, peserta 13 dan.... siapa itu, saya masih tidaak percaya, apa ini mimpi atau apa? Jika mimpi sungguh ini bukan hal yang baik.
Saya goreskan kukri di tangan kiri, jika tergores maka ini bukan mimpi, saya goreskan sret!!!! Kulit saya robek dan sedikit perih, asli ini nyata bukan mimpi, saya tak menghiraukan lagi perih dikulit, saya dekati mereka perlahan.....tapi mereka pun berdiri dan berjalan,- meninggalkan bila sendiri di api unggun, mereka berjalan sampai hilang di kegelapan malam, saya dekati bila, saya raih pundaknya dan "haaaa...!!!!" Teriak bila."bil, iki aku hey...!!!","bil, ini aku hey...!!!" ucapku sedikit membentak, "heh...mas.."ucap bila sedikit shock- -sambil menutup muka,"hla..mau sopo mas sing jagongan karo aku huhuhu... :'(","hla..tadi siapa yang ngobrol sama aku huhuhu... :'(", "uwis bil, aku yo ora percoyo karo sing tak delok soko adoh mau, plek aku wujude","udah bil, aku juga tidak percaya dengan apa yang aku lihat dari- -jauh tadi, mirip aku bentuknya" ucapku masih tidak percaya ketika bila ngobrol dengan peserta 13 dan satu lagi adalah orang yang mirip dengan saya, tapi saya bilang pada bila, inget kode etik, jangan ceritakan apapun kepada siapapun cukup kita saja yang tau, ceritakan- -kalau sudah sampai rumah, dan saya kunci rapat apa yang saya dan bila alami sampai di rumah baru kita berani cerita.
Bila sempat bercerita peserta 13 bukanlah peserta, saya sangat kaget, saya kira para peserta lain mengerjai saya, karena si peserta 13 terus saja tertawa,- -tapi salah, peserta 13 tidak pernah ada, ternyata dia adalah orang yang sudah lama hilang di daerah ini, dan saya masih penasaran sampai sekarang begitupun dengan bila.
Tapi gangguan yang saya alami adalah kesalahan saya pribadi, karena lupa minta ijin kepada penunggu- -sebelum mendirikan tenda, dan mengambil kayu tanpa ijin pula.
Sampai saat ini mungkin yang saya anggap peserta 13 masih disana, dan saya penasaran apa yang dia mau, sampai masuk dalam rombongan acara kami.



